Ahmadulillah Akhirx Andra BAB

24 11 2012

Dalam kehidupan sehari-hari, saya yakin pasti semua orang tua yang punya bayi pernah merasakan masalah susahnya bayi buang air besar (BAB) yang selalu berubah-ubah, Gak mungkin enggak lah..iya kan? apalagi kalau sudah satu minggu belum BAB wah orang tua pusing dalam benaknya (Why, When) BAB.

Berikut adalah pengalaman saya anak saya berumur 2,5 bulan dari hari jumat tanggal 15 November 2012 anak kami terakhir BAB sementara saya berada di Jakarta dari tanggal 19 November untuk mengikuti pelatihan selama 10 hari. selama di Jakarta istri saya terus menginformasikan bahwa anak kami belum BAB dan susah tidur dan akhirnya hari ini tanggal 24 Nov 2012 jam 7.00 istri saya menginformasikan bahwa dia akan membawa anak kami ke dokter tapi setelah saya masuk ke ruang belajar ternyata ada sms yang masuk yang tertulis bahwa “Tdk jd kykx.brusan beol, 8hr kodonk br beol. Kyk org kasi melahirkanka td kurasa”. Dan saya membalas sms “Ya Allah Alhamdulilla, kusayangki Bunda jagai anakta Insya Allah akan terlewati tunggu saya lagi 3 hari abang pulang” wow senengnya bukan main anak saya sudah BAB. Akhirnya saya search di google apa BAB anak saya normal atau tidak.

yuk kita cari tahu bagaimana sebetulnya pola BAB & karakterisik tinja pada bayi ASI serta hal-hal seputar BAB pada bayi.

Kok jadi susah BAB ?

Saat bayi memasuki usia sekitar > 6 minggu, pola dari BAB akan berubah. Jika tadinya bayi ASI sering BAB, maka ia akan jarang BAB. Frekuensi BAB tiap bayi ASI pun bervariatif. Ada yang 2 atau 3 hari sekali. Bahkan ada yang hingga 12 hari atau lebih tidak BAB. Jika tadinya orang tua khawatir akan bayinya yang sering BAB, maka beberapa minggu kemudian kekhawatiran sebaliknya terjadi. Banyak sekali orangtua yang takut anaknya mengalami sembelit (konstipasi) .

Kondisi tersebut juga normal terjadi. Di usia ini, bayi ASI akan jarang BAB. Hal ini disebabkan ASI diserap sempurna oleh tubuh bayi. Karena diserap sempurna, maka tidak akan ada ampas yang dibuang dalam bentuk tinja. Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar biasa saat mengejan (lethargic), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika tinja berbentuk seperti biasa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi). Lain halnya bila bayi mengalami sembelit, tinjanya akan keras padat, agak kering dan sulit dikeluarkan. Jika hal ini terjadi, ibu dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter anak.

Yang tidak boleh dilakukan oleh orang tua

Seringkali para ayah ibu melakukan intervensi agar bayinya BAB. Mulai dari pemberian obat pencahar, memberikan jus buah hingga merangsang anus bayi dengan sabun dsbnya. Hal ini sama sekali tidak dibutuhkan. Selain bayi akan tergantung dengan rangsangan agar bisa BAB, tindakan tersebut juga dapat membahayakan bayi. Dengan mengenali dan memahami perilaku bayi dan karakteristik tinja bayi agar terhindar dari tindakan yang tidak diperlukan. Sekali lagi semua kondisi yang ada hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan selama masa ASI eksklusif. Jika bayi sempat diberikan campuran susu formula ataupun makanan lainnya, kondisi normal yang tersebut diatas tidak dapat diterapkan.

Pola BAB yang jarang pada bayi ASI akan terus berlangsung hingga ia berusia 6 bulan atau masa ASI eksklusif terlewati. Begitu bayi ASI mendapatkan MPASI di usia 6 bulan ke atas, konsistensi dari tinja bayi dan pola BABnya akan bervariasi dan ditentukan dari asupan makanan yang masuk.

Dengan memahami pola BAB bayi, berbagai keraguan dan ketakutan yang ada dalam pemberian ASI eksklusif dapat kita hindari dan ibu menjadi tenang. Semakin ibu tenang dalam memberikan ASI eksklusif, semakin lancar juga hormon oksitosin bekerja untuk memproduksi ASI. Gimana ?! Gak ragu lagi kan ?! Alhamdulillah.


Actions

Information

Leave a comment